Blog sederhana untuk berbagi informasi

Potensi Ternak Puyuh

Potensi Ternak Puyuh - Burung puyuh merupakan unggas kelas aves (bangsa burung) yang tidak dapat terbang jauh, ukuran tubuh kecil jika dibandingkan dengan ayam broiler (pedaging) dan memiliki kaki yang kecil.


Di Indonesia burung puyuh mulai dikenal dan diternakkan sejak akhir tahun 1979 yang kini telah banyak bermunculan di kandang-kandang ternak di indonesia

Bagi anda yang peternak maupun yang bukan peternak dan atau bukan peternak tapi ingin mencoba untuk beternak buruh puyuh, berikut linirupa mencoba memberikan beberapa alasan mengapa beternak burung puyuh sangat menguntungkan:

1. Permintaan yang tinggi

Menurut Slamet wuryadi sebagai ketua asosiasi peternak puyuh indonesia seperti yang dikutip dari berita online tertahun 2014, Indonesia masih kekurangan 8 juta butir telur puyuh per pekan (minggu). Kebutuhan akan telur puyuh di indonesia mencapai 11 juta telur/pekan, sementara produksi hanya 3,5 juta butir / pekan, yang artinya indonesia kekurangan 8 juta telur puyuh untuk kebutuhan setiap pekan. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa indonesia masih memiliki pangsa pasar yang besar untuk ternak burung puyuh, apalagi jika potensi ini digarap dari hulu ke hilir

2. Bukan hanya telur, tetapi daging dan kotorannyapun bernilai ekonomi

Peternak burung puyuh biasanya mengeluhkan dengan kotoran, namun sama dengan ternak ayam, kotoran puyuh juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk pertanian, perikanan hingga biogas
Untuk daging puyuh, biasanya dijual ketika puyuh sudah afkir (produksi telurnya menurun atau terhenti), masa afkir biasanya diumur 15 bulan atau 1 tahun lebih yang artinya periode bertelur puyuh selama 9 - 12 bulan yang rata-rata menghasilkan 250 - 300 telur per ekor per periode.
ketika burung puyuh memasuki masa afkir, burung puyuh bisa dijual untuk konsumsi, sehingga semua akan bernilai ekonomis disamping telurnya.

3. Pemeliharaan relatif lebih mudah

Jika dibandingkan dengan ayam broiler (pedaging), buruh puyuh memiliki teknis perawatan yang lebih mudah, itu dikarenakan burung puyuh memiliki ketahanan yang lebih kebal dibandingkan broiler. Walaupun ketahanan puyuh lebih baik, namun bukan berarti perawatan dilakukan seadanya, konsep biosecurity tetap harus diperhatikan apalagi jika jumlah puyuh yang kita pilihara berjumlah ribuan. obat-obatan dan vitamin tetap perlu mengingat kondisi iklim yang kadang ekstrem, namun biasanya obat-obatan dan vitamin lebih kearah kesuburan puyuh untuk bisa menghasilkan telur.
Untuk memilihara puyuh tidak memerlukan tempat yang luas, dikarenakan pemiliharaannya bisa menggunakan kandang sistem bertingkat. Dengan menyisihkan waktu kurang lebih 1 jam dan lahan 1 meter persegi sudah bisa mengelolah sekitar 100 - 200 ekor burung puyuh.

4. Bisa dikembangbiakkan

Dengan mesin tetas (inkubator), kita bisa mengembangbiakkan hasil panen telur puyuh menjadi anakan puyuh baru untuk menyambung periode. Dengan mesin tetas (sudah tersedia dipasaran dengan harga yang cukup terjangkau) kita bisa mengembangkan usaha tanpa harus membeli puyuh dewasa siap telur, namun dengan catatan pemilihan indukan dan sortir telur harus tepat dan sesuai agar bisa mendapatkan bibit-bibit potensial. Telur puyuh memerlukan waktu 16 - 17 hari untuk bisa menetas dan memerlukan 45 - 50 hari agar puyuh mulai memasuki masa bertelur.






1 comment:

Next Older Post
Potensi Ternak Puyuh